Jumat, 11 Juli 2014
30 desember 2013
cuaca hujan gerimis
tampak di luar sana air yang berbaris
temperatur udara dingin meringis
dengan tangan memegang secangkir teh manis
menghadang angin yang menepis
sambil ditemani lagu romantis
suasana hati ikut melankolis
serasa ingin menangis
sampai habis
ah...
mataku menolak cahaya
aku memilih gelap
telingaku menolak suara
aku memilih tuli
otakku mencapai limit
aku berhenti berpikir
hentikan pertanyaan
diamkan aku dalam diam
isolasi diri ini
biarkan aku disini
bekukan aku
ini perintahku
aku memilih gelap
telingaku menolak suara
aku memilih tuli
otakku mencapai limit
aku berhenti berpikir
hentikan pertanyaan
diamkan aku dalam diam
isolasi diri ini
biarkan aku disini
bekukan aku
ini perintahku
harap
senyap di dalam gelap
detik jam seiring jantung berderap
menerawang asa hingga terlelap
kerap berharap
detik jam seiring jantung berderap
menerawang asa hingga terlelap
kerap berharap
berang
lagi.....
detik jam seakan memburu waktu hidup yang tertinggal
jantung diburu untuk berdegup lebih kencang
nafas pun mengacu pada apa yang terkenang
otak dipacu untuk berpikir apa yang 'kan ditentang
tapi hati setuju dengan apa yang terbentang
untuk perang yang akan berang
detik jam seakan memburu waktu hidup yang tertinggal
jantung diburu untuk berdegup lebih kencang
nafas pun mengacu pada apa yang terkenang
otak dipacu untuk berpikir apa yang 'kan ditentang
tapi hati setuju dengan apa yang terbentang
untuk perang yang akan berang
kelu
aku mengeluhkan apa yang aku keluhkan
tentang keluhan yang berujung dengan mengeluh
mengeluh lagi-lagi mengeluh
keluh kesah yang berserak
keluh yang mengundang peluh
tak tersapu tak terbasuh
kesah jadi gerah
diperah sampai tak bersisa
keluhkan keluh kesah
tentang keluhan yang berujung dengan mengeluh
mengeluh lagi-lagi mengeluh
keluh kesah yang berserak
keluh yang mengundang peluh
tak tersapu tak terbasuh
kesah jadi gerah
diperah sampai tak bersisa
keluhkan keluh kesah
hilang
dedaunan itu tak bergeming
............tentu saja, karena ia kehilangan lambai.
udara ini terasa mendidih
............tentu saja, karena ia kehilangan titik beku.
manusia itu kehilangan segalanya
.......tentu saja, karena ia yang memilihnya.
............tentu saja, karena ia kehilangan lambai.
udara ini terasa mendidih
............tentu saja, karena ia kehilangan titik beku.
manusia itu kehilangan segalanya
.......tentu saja, karena ia yang memilihnya.
sengaja
sengaja ..
biar saja ...
takkan terbaca
walau berkaca
bercerita
entah pun dicerca
biarkan saja
karena sengaja
biar saja ...
takkan terbaca
walau berkaca
bercerita
entah pun dicerca
biarkan saja
karena sengaja
dewa
aku takut kau kecewa
karena kau membuatku istimewa
menjadikan aku dewa
sedangkan aku hanya manusia peminjam nyawa
karena terkadang silap bicara
buat kau salah baca
terkadang silap baca
buat kau salah bicara
tidakkah kau rasa kita sama?
tidak ada siapa melebihi siapa
karena aku takut kau kecewa
aku bukan dewa
karena kau membuatku istimewa
menjadikan aku dewa
sedangkan aku hanya manusia peminjam nyawa
karena terkadang silap bicara
buat kau salah baca
terkadang silap baca
buat kau salah bicara
tidakkah kau rasa kita sama?
tidak ada siapa melebihi siapa
karena aku takut kau kecewa
aku bukan dewa
merindu
merindukan hujan
merindukan angin
merindukan ku
merindukan mu
merindukan sepi
merindukan sunyi
merindukan ...........
mati
merindukan angin
merindukan ku
merindukan mu
merindukan sepi
merindukan sunyi
merindukan ...........
mati
Langganan:
Postingan (Atom)