Senin, 25 Agustus 2014

#

............................
tak satupun dari ku kau benarkan
tak satupun dari ku kau mau
pun, tak satu pun dari ku kau tau
tak satu pun itu

.............................

#usotsuki


Jumat, 11 Juli 2014

30 desember 2013



cuaca hujan gerimis
tampak di luar sana air yang berbaris
temperatur udara dingin meringis
dengan tangan memegang secangkir teh manis
menghadang angin yang menepis
sambil ditemani lagu romantis
suasana hati ikut melankolis
serasa ingin menangis
sampai habis

ah...

mataku menolak cahaya
aku memilih gelap
telingaku menolak suara
aku memilih tuli
otakku mencapai limit
aku berhenti berpikir
hentikan pertanyaan
diamkan aku dalam diam
isolasi diri ini
biarkan aku disini
bekukan aku
ini perintahku

malam

aku tidak akan menunggu malam
biarlah ia temaram
karena mata ini akan terpejam

harap

senyap di dalam gelap
detik jam seiring jantung berderap
menerawang asa hingga terlelap
kerap berharap

berang

lagi.....
detik jam seakan memburu waktu hidup yang tertinggal
jantung diburu untuk berdegup lebih kencang
nafas pun mengacu pada apa yang terkenang
otak dipacu untuk berpikir apa yang 'kan ditentang
tapi hati setuju dengan apa yang terbentang

untuk perang yang akan berang

kelu

aku mengeluhkan apa yang aku keluhkan
tentang keluhan yang berujung dengan mengeluh
mengeluh lagi-lagi mengeluh

keluh kesah yang berserak
keluh yang mengundang peluh
tak tersapu tak terbasuh
kesah jadi gerah
diperah sampai tak bersisa
keluhkan keluh kesah

hilang

dedaunan itu tak bergeming
............tentu saja, karena ia kehilangan lambai.

udara ini terasa mendidih
............tentu saja, karena ia kehilangan titik beku.

manusia itu kehilangan segalanya
.......tentu saja, karena ia yang memilihnya.

sengaja

sengaja ..
biar saja ...

takkan terbaca
walau berkaca

bercerita
entah pun dicerca

biarkan saja
karena sengaja

dewa

aku takut kau kecewa
karena kau membuatku istimewa
menjadikan aku dewa
sedangkan aku hanya manusia peminjam nyawa

karena terkadang silap bicara
buat kau salah baca
terkadang silap baca
buat kau salah bicara

tidakkah kau rasa kita sama?
tidak ada siapa melebihi siapa

karena aku takut kau kecewa
aku bukan dewa

a-k-u

kau
kaku

baru
tau
itu
aku

merindu

merindukan hujan
merindukan angin
merindukan ku
merindukan mu
merindukan sepi
merindukan sunyi
merindukan ...........

mati

dan ....

dan ..
begitu saja
dia berada

entah apa
pada siapa
dia berada

tak apa
memang begitu adanya

Rabu, 15 Januari 2014

Jumat, 10 Januari 2014

tulisan yang tak terselesaikan

buku kehidupan
berapa lembar yang kau punya?
entahlah

berapa lembar yang kau torehkan?
banyak.....
...................................
mungkin.

berapa lembar yang kau buang percuma?
aku rasa tak selembar pun.
...................................................................
mungkin.

berapa lembar yang kau kotori?
tidak ada.
...........................
aku rasa...

berapa lembar yang kau coreti?
hanya beberapa...
mungkin hanya beberapa.


kapan kau selesaikan?
entahlah,
itu rahasia, kan?

lalu apa yang kau tuliskan disana?
hm................
beberapa cerita, mungkin.

yang pasti
tulisan ini tidak akan aku selesaikan
akan ada yang melanjutkannya
nanti

mati

ini ingatan beberapa tahun yang lalu
ingatan yang hampir terlupakan
sebagian mungkin sudah terlupakan
sebagian lagi hanya berupa potongan saja

entahlah apa ini bisa disebut mengingat
karena memang sepertinya aku sudah melupakannya
lebih tepatnya berusaha untuk melupakan
melupakan adalah hal yang sebenarnya akan diingat terus
walau kadang aku tidak menginginkannya

apa mengingat bisa mengembalikan apa yang sudah tiada?
kenapa kesannya malah seperti ada penyesalan.
mungkin memang ada penyesalan.
bukan, ini memang penyesalan
berapa kalipun aku menolaknya

hanya ini yang tertinggal
sepeninggalmu
meninggalkan kesan 
ingatan inilah yang tertinggal
matimu merupakan ingatan bagiku
ingatan yang membuat kau kembali hidup
hanya dalam ingatanku
berapa kalipun ku melupakanmu
saat itulah aku mengingatmu